![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvG5dDFoJPxi8RjV7pftZA50GV0HekGFLbbsgZkJ7SSlO5bYiumjOnLmCSentWOZKmVd8t02OJNGdB78iYeIzuUZ1un30QgwG_iS8Df8NkFmCS4zG_jq2nCBTPlm5IIEpnyu8J38NhYQyR/s200/BENTROK.jpg)
Dengan adanya penutupan jalan, maka kemacetan parah akan kembali merebak karena jalur itu kerap digunakan banyak warga yang ingin berangkat ke kantor. Arus lalu lintas juga terpaksa dialihkan. Seluruh kendaraan yang melintas dari Cililitan menuju Cawang bertumpuk di Jalan Dewi Sartika yang menjadi rute alternatif.
Pemblokiran Jalan Mayjen Sutoyo katanya dilakukan sebagai bagian dari aksi penolakan kenaikan harga BBM) yang telah dimulai sejak Senin (26/5) sore sekitar pukul 15.00 WIB. Kericuhan sempat terjadi antara lain karena para pendemo membakar ban di jalan raya dan melempari polisi dengan batu. Selain itu, para mahasiswa juga melakukan "sweeping" terhadap kendaraan yang memakai plat merah atau plat instansi pemerintah.
Di lain pihak, aparat kepolisian tampak menahan diri untuk tidak mengejar mahasiswa dan hanya menyiagakan diri dalam posisi bertahan.Sebelumnya, unjuk rasa yang terjadi di kampus Unas di Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang digelar sejak Jumat (23/5) malam berakhir dengan penyerbuan petugas kepolisian ke dalam kampus pada Sabtu (24/5) pagi setelah para pendemo melempari polisi dengan batu dan bom molotov.
Sebenarnya, mahasiswa boleh saja demo asal lewat koridor-koridor yang legal dan jangan yang kontra produktif. Maksudnya memang menyalurkan aspirasi dan membela kepentingan rakyat. Tapi, pada kenyataannya justru kembali merugikan dan membuat rakyat kecil susah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar