Senin, Juli 07, 2008

Bandung Episode IV: Cisangkuy, Evita, Pulang

Teh, pesan Yoghurt stroberinya dua... Bu, pesan Surabi Oncom dua, Surabi Sosis Telor satu dan Surabi Kornet Telor satu. Duh... Jadi satu orang mencicipi dua potong surabi dan segelas yoghurt? Salah! Wong kami nambah minum lagi koq... Saya minum yoghurt coklat dan buah hatiku minum soft drink. Kenyang... Nyam, nyam, nyam. Enyak, enyak, enyak!

Setelah itu kami jalan lagi menuju Imam Bonjol, mau beli sedikit oleh-oleh. Bentuknya? Klappertart produksi Evita. Setelah sampai, kami membeli beberapa varian, ada orisinil, almond, kenari atau justru yang basah. Rehat sejenak untuk minum frestea lalu jalan lagi ke depan. Rencananya seh naik DAMRI tapi apa daya, 30 menit menunggu di tengah kemacetan, sang pangeran eh, bisnya nggak datang-datang.

Dengan terpaksa, kami naek angkot ke Kalapa dulu. Tiba di Kalapa kami naek angkot ke Cibaduyut. Mau ngapain? Mau borong tas dan pakaian? Nggak lah! Turun di Leuwi Panjang dan naek Primajasa. Setelah melewati kepadatan tol dan tanpa mogok lagi, sampai lah kami kembali ke Jakarta. Nice Vacation, Nice Present. What a Wonderfull 3 Days...

Bandung Episode III: Pasar Pagi GASIBU

Setelah menikmati dinginnya pagi dengan Nasgor nggak enak dan teh manis hangat di Hotel Istana, kami memutuskan untuk langsung berangkat ke Gasibu, katanya seh selain ada pasar pagi yang sudah rutin, minggu ini juga ada pameran produk dari seluruh Nusantara.

Yaw dah, kami berjuang naik turung angkot dan sempat pula mampir ke McDonalds untuk sekedar menyegarkan suasana. Sebenarnya seh, karena si Cinta mau minum segelas kopi, tapi apa daya, keluar justru membawa 2 gelas Milo dingin dan french fries... Wakakakakak.

Tenang, kalorinya bakal terbuang dengan jalan pagi koq. Wakakakakak. Kami jalan menyusuri Dipati Ukur. Sampe deh di Gasibu. Benar! Ternyata ada pameran produk halal dan pesertanya nggak cuma kabupaten-kotamadya dari Jawa Barat saja tapi dari seluruh nusantara. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) di seluruh tatar Sunda juga ikut. Jadinya, suasana makin crowded.

Kami berhasil membeli beberapa pin dan gantungan kunci, sendal dan pernik-pernik lainnya. Sempat foto juga di depan Gedung Sate. Duh, kaki pegel dan sangat tergoda untuk berjalan ke arah kiri Gedung Sate... Cisangkuy! Yoghurt! Surabi! Ok, ok, sabar yah... Next Episode!

Bandung Episode II: Parijs Van Java

Setelah kenyang dengan sensasi gelap, tubuh kembali bergairah… CieeeHup hup and away! Kami berangkat lagi ke Parijs Van Java (PVJ). 2x naek angkot dan sedikit jalan di depan RS Hasan Sadikin akhirnya tibalah di Mal yang sepertinya terpanjang dan terdalam di Bandung yah? Wakakakakak.

Muter sana muter sini, serong ke kanan serong ke kiri… Lihat-lihat Mal dengan konsep yang unik ini. Seru! Nggak membosankan! Ngapain yah? Akhirnya memutuskan untuk nonton 2x berturut-turut di Blitz Megaplex; Hancock dan Taken. Hancock tentang superhero yang rada geblek dan Taken tentang perjuangan seorang Ayah untuk membebaskan anaknya yang diculik. Seru! Ditemani 2 Ice Lemon Tea, 1 Big Popcorn Caramel dan seorang dokter mungil di sebelahku, suasananya jadi makin romantis!

Setelah itu, kami tawaf… he4x, maksudnya berputar-putar menyusuri tiap lekuk sudut mal ini. Belanja sepatu diskon, mencari ATM dan akhirnya yang terpenting, merasakan uniknya kamar mandi di lantai dasar Mal ini. Konsepnya ruang terbuka dengan kaca besar, hanya ada sedikit pembatas antara toilet laki-laki dan perempuan. Dan, ada kolam besar di depannya yang dipenuhi ikan-ikan mas dan koi. Good Job!

Duh... koq dah lapar lagi yah! Lapaaar... Ok, ok, gimana kalo mencoba restoran baru dari Malaysia? Sushi Groove! Why Not? Yaw dah, langsung masuk deh, pesan 3 jenis sushi, salah satunya Golden Gate. Kabarnya seh number one hits getoo deh! Minumnya Ocha plus musik yang berdentum-dentum, membuat adrenalin naik dan perut makin ajeb-ajeb...

Mang agak mahal seh, tapi worthed lah! Sushinya enak-enak koq…. Apalagi yang Belut. Pelayannya juga namanya susi, Wadooo, nggak koq. Jayus! Tahu nggak? Jalanan di depan PVJ macet total, nggak bergerak. Usut punya usut ternyata akan ada midnight sale, 70% diskon di Sogo mulai 21.00 WIB (Waktu Indonesia Bagian Bandung). Ya, ampun! Jadi, ketika kita mau pulang, orang justru berduyun-duyun baru datang.

Mati deh, macet dimana-mana. Angkot nggak jelas lagi lewat mana… Akhirnya naik taxi ke Yehezkiel Hotel. Karena penuh dan sebelahnya Hotel Augusta juga full booked akhirnya dibawa Taxi Gemah Ripah berputar-putar mencari-cari hingga tersasar di Hotel Istana. Karena sudah ngantuk dan tidak ada pilihan lain ya mau nggak mau, suka nggak suka, diambil juga! Have a Nice Sleep Then

Bandung Episode I: Blind Resto – Ciwalk

Alkisah, Sabtu, 5 Juli berangkatlah Primajasa dari Cililitan menembus padatnya Tol Cipularang. Setelah cukup lama mogok, akhirnya bis meneruskan perjalanan, walaupun didalamnya sudah seperti Sauna, hangat dan mendorong saya sendiri untuk berkeringat cukup deras karena AC mati. Sementara, si Tembem di sebelah saya asyik tidur bersandar di bahu.

Sesampainya di Leuwi Panjang, menikmati sejenak sejuknya Bandung lalu mampir ke Dunkin Donuts untuk minum Milo. Segar!!! Kemudian lanjut naik DAMRI ke Ledeng. Agak terlewat sedikit, lalu pindah naik Angkot dan akhirnya tiba di Cihampelas Walk (Ciwalk) dengan selamat. Lapaaar... Perut dah mulai keroncongan neh, eh Dangdutan ding! Wakakakakak. Tapi, first thing first lah... Kebelet neh mau ke WC.

Setelah buang hajat dan mampir sebentar ke ATM, mata langsung hunting barang untuk memperkaya koleksi, kartu bridge atawa kartu remi. Tahu apa? Dapat sekaligus 7 kartu mini. Agak mahal seh, Rp. 20.000,- per item, tapi gapapa lah, diskon pula 20%. Lapaaar... Yaw dah, langsung ke tujuan sejak semula: Blind Resto.

Masuk deh ke kafe mungil dan kami berdua pesan menu paket. Harganya Rp. 50.000,- pas pas pas, kita dapat lunch, minum dan hidangan penutup. Saya pilih Sirloin Steak dan Ayangku memilih Sosis besar bakar gitu deh, lupa namanya. Kami berdua minum Orange Juice dan memilih Banana Split sebagai dessertnya. Setelah menitip tas dan barang-barang lain yang bercahaya, seperti jam tangan dan ponsel, kami menuju tangga.

Di tangga telah siap seorang Usher tunanetra. Setelah diberi penjelasan, kami naik sambil saling pegang bahu. Setelah duduk, pertama-tama datanglah peralatan makan disusul minuman segar. Tak lama, pesanan kami pun disajikan. Disebutkan kalau di atas piring tersebut terhidang daging di bagian bawah, salad di bagian kiri atas dan french fries di bagian kanan atas. Dagingnya pun telah dipotong-potong sehingga memudahkan kami memakannya.

Awalnya agak canggung makan dalam gelap, tapi lama-kelamaan ada sensasi tersendiri. Makanannya menjadi lebih nikmat, karena indra perasa sedikit meningkat ketajamannya. Belum lagi, hati yang terus-terusan bersyukur karena diberi penglihatan yang sempurna, meskipun pakai kacamata. Tak terbayang jika rezeki sebesar ini dicabut oleh Allah SWT.

Kenyang! Tapi, untuk menghindari semakin berantakan dan belepotannya muka, maka kami memutuskan makan dessert di lantai bawah saja, dibawah terangnya dunia luar, wakakakakak. The end of the first episode... Tapi, tak lupa ayangku membeli beberapa kaos unik dari Gurita. Dia sendiri membeli kaos dengan tulisan "Aku Nggak Sipit Koq".

Jumat, Juli 04, 2008

Festival Penis di Jepang

Di Jepang terdapat sebuah Festival Penis yang di rayakan setiap tahun di bulan April. Pada perayaan tersebut, sekelompok wanita memakai busana khas Jepang dan sepertinya berasal dari kuil terlihat membopong sebuah patung Penis berwarna merah.

Festival penis tersebut di lakukan di daerah Kawasaki, Jepang. Pada festival tersebut di pajang juga aneka macam patung berbentuk penis mulai dari asbak rokok, alat kelengkapan rumah tangga seperti asung dan kompor dari penis. Bahkan terdapat juga meriam-meriam yang berbentuk penis. Yang lebih menggelikan adalah, toko-toko di sekitar perayaan festival itu menjual aneka gula-gula berbentuk penis.

Besar kecil, tua muda, pria dan wanita terlihat gembira menyaksikan festival tersebut. Belum diketahui makna dan history apa di balik perayaan tersebut. Yang jelas Jepang sebagai sebuah negara memang memiliki banyak sekali festival dan perayaan.

Senin, Juni 30, 2008

Foto Ciuman

Ketipu ya? Nggak Juga Lah... Khan Benar-benar CIUMAN! Makanya, kalau searching jangan foto panas terus! Tobat!

Ngorok? Nggak Ah!

Ada pepatah berbunyi "Tertawalah dan dunia pun akan tertawa bersama Anda, mengoroklah dan Anda akan tidur sendirian". Mengorok bukanlah hal yang patut ditertawakan, saat dengkur Anda itu betul-betul seperti suara bajaj yang bisa merubuhkan dinding asap rumah.

Masalah di baliknya sangat serius karena bisa jadi Anda diprotes pasangan tidur, bahkan diceraikan istri atau suami. Ratusan pasangan di Amerika ditengarai bercerai gara-gara urusan mengorok.

Sampai sekarang, banyak sekali cara yang disajikan untuk mengurangi mengorok. Beberapa hal cukup sederhana seperti:

1. Menghindari minuman beralkohol di waktu malam menjelang tidur. Alkohol membuat otot-otot tenggorokan, termask lidah dan uvula, menjadi rileks. Akibatnya terjadilah blokade saluran napas yang menimbulkan ngorok.
2. Kurangi berat badan. Kegemukan tidak hanya menyebabkan napas kurang lancar karena organ dalam seperti paru dan jantung tertimbun lemak. Organ lain seperti saluran napas, juga akan terganggu.
3. Ubah posisi tidur. Anda mungkin pernah memperhatikan teman atau pasangan yang sedang mengorok. Satu posisi yang menyebabkan mengorok biasanya leher tertekuk akibat kepala terangkat terlalu tinggi. Atau orang tidur dalam posisi telentang. Jadi, lebih baik Anda tidak meninggikan leher saat tidur atau tak menggunakan bantal yang terlalu tebal.
4. Biasakan tidur miring. Tindakan ini dapat mencegah lidah jatuh, sehingga jalan napas tidak terhambat.

Sumber: SENIOR

Jumat, Juni 20, 2008

Hemat Kertas, Selamatkan Hutan

1. Kurangi sampah dengan mengurangi penggunaan kertas untuk menyelamatkan hutan. Setiap hari sampah kertas di dunia berasal dari 27.000 batang kayu.
2. Di era digital ini, penghematan kertas dapat dilakukan dengan mengirim berita-berita maupun undangan lewat internet/ email/ sms.
3. Pakai kedua sisi kertas (bolak-balik).
4. Kumpulkan kertas yang telah dipakai 2 sisinya (bolak-balik) dan sudah tak terpakai lagi dan berikan pada pemulung untuk dijual sebagai bahan kertas daur ulang.
5. Pakai lagi amplop dengan membaliknya, hal itu tak akan mengurangi rasa hormat anda pada penerima surat anda.
6. Pilih isi ulang pulsa elektrik bukan voucher.

7. Kalau tidak perlu, tidak usah meminta bukti cetak di mesin ATM.

Kamis, Juni 19, 2008

Sehari di Denpasar

Minggu, 15 Juni kemarin saya mampir ke Denpasar, Bali. Tiba dari Jember, naik travel Bali Trip yang supirnya lumayan ciamik mengendarai L300-nya yang cukup nyaman untuk perjalanan kurang dari 8 jam. Berangkat jam 23.00 WIB, sempat mampir makan tengah malam di Kalibaru dan tiba pukul 08.00 WITA di McD Sanur. Suatu kesalahan! Entah siapa yang salah, karena saya bilangnya McD Kuta. He4x... Ya, sudah lah!

Setelah sarapan, lalu saya dijemput Avanza-nya Pak Arsin. Mulailah berkeliling-keliling kota. Dari mulai Distro Jangkrik, JOGER, Kampung Bali, Museum Blanco, Ground Zero Bom Bali sampai Garuda Wisnu Kencana dan Pantai Nusa Dua. Menyenangkan! Apalagi di 3 tempat pertama. Bangkrut… Belanjanya banyak bangets.

Yang tidak mengenakkan justru ketika check in di hotel tua di kawasan Kartika Plaza bernama Karthi Inn. Pelayanannya tidak menyenangkan dan terkesan membedakan antara wisatawan lokal dan mancanegara. Huh, Sebel!!! Sudah mahal, fasilitasnya mengecewakan, pelayanannya juga parah! Kalau ke Bali lagi, saya nggak akan mampir kesitu!

Malamnya, nongkrong di Pizza HUT Kuta sambil menikmati deburan ombak yang merdu dan cantik bergulun-gulung. Awalnya mau naik Bungee Jumping dan Slingshot tapi, apa daya, selain sepi, jantung juga belum siap. He4x… Karena keterbatasan waktu, Senin pagi saya langsung mudik menggunakan bis umum karena ada sesuatu yang mendesak.

Sehari di Denpasar, Seribu kenangan dan Sejuta harapan saya dapat kembali kesini lagi, tidak sendiri, berdua atau bertiga tapi beramai-ramai bersama seluruh keluarga. Itulah harapan, cita-cita dan mimpi saya. Sebenarnya masih mau cerita banyak seh, tapi bersambung deh...

Rabu, Juni 18, 2008

In Memoriam: Deliar Noer

Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya, Deliar Noer. Intelektual muslim ini meninggal pada usia 82 tahun di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Beliau dirawat karena sakit komplikasi antara gula darah dan ginjal.

Deliar mengembuskan napas terakhir pukul 10.30 WIB. Deliar adalah putra Indonesia pertama yang meraih gelar doktor politik dari Universitas Cornell, Amerika Serikat. Tokoh yang lahir di Medan, Sumatra Utara, pada 9 Februari 1926 ini, dikenal sebagai tokoh cendikiawan muslim, dosen sekaligus penulis buku politik. Semasa hidup, Deliar pernah dituduh anti-Nasakom oleh pemerintahan Orde Lama pada 1964.

Salah satu buku yang ditulis Deliar adalah biografi Bung Hatta berjudul Mohammad Hatta; Biografi Politik. Almarhum meninggalkan seorang istri, Zahara, seorang anak, Dian M. Noer dan tiga cucu.Rencananya, jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet, besok, pukul 09.00 WIB.

Karier politik Deliar Noer dimulai saat menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Jakarta pada 1951-1953. Almarhum juga sempat mendirikan Partai Umat Islam saat reformasi bergulir pada 1998. Karier akademisnya dimulai sebagai dosen dan rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) DKI Jakarta (1967-1974), Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial UI (1971-1974) dan dosen di Universitas Nasional Australia.

Mesin Pencari Kata

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails