![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioibqsVsqc0isxhAb0rC3FdI8v4fNKCwvUsGsD88NOANkDikFbsUkMp0kQO_KwgdYPB3JhPH-1XWT8vYd9upI031B9sa3dkItR1p7UnW80Mzb4ulJcxUIN3Ldl-MKEfoIAE7NlZtWqpxg4/s200/nu-clear_0.jpg)
Dalam kesempatan itu, PBNU mendoakan dan mendorong agar pemerintah mampu membawa bangsa dan negara sebagaimana dijanjikan dalam proses menjelang pemilu sebagai amanat yang telah disanggupkan. Terkait jatah menteri agama yang biasa diperoleh NU, Hasyim mengatakan, sebenarnya sejak dulu memang tidak ada pembicaraan institusional menyangkut jabatan menteri. Kalaupun pada waktu lalu ada pengurus NU yang ditunjuk sebagai menteri, maka penunjukannya bersifat personal, bukan atas nama organisasi.
Bagi NU, kata Hasyim, posisi menteri agama bukan dari mana asalnya, melainkan apakah pola pikir keagamaannya seperti NU atau tidak. Mindset ini yang dipandang NU. Jadi esensinya, bukan darimana asalnya, ujar Hasyim. Oleh karena itu, NU pun menyambut baik penunjukan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali sebagai menteri agama karena pola pikir keagamaannya selaras dengan NU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar