Senin, Agustus 27, 2007

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup

"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh" (John Gray)

Hidup tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih hidup di alam modern yang menyuguhkan beragam resiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan. Nah, tekanan itu membentuk watak, karakter dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Ada empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut.

Tipe pertama, Tipe Kayu Rapuh.
Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini mudah sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi. Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikir positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, Tipe Lempeng Besi.
Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut. Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe ketiga, Tipe Kapas.
Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe keempat, Tipe Manusia Bola Pingpong.
Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya. Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya.

Sabtu, Agustus 25, 2007

Milyaran Receh Tiap Hari untuk Anak Jalanan

Sadarkah Kita, bahwa tiap harinya membuang receh hingga mencapai 10 digit ke jalanan? Mari kita berhitung! Jumlah anak jalanan di Jabodetabek saat ini berdasarkan data terakhir dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencapai 75.000 orang. Pendapatan mereka seharinya bisa mencapai Rp 20.000. Bila Rp 20.000 dikalikan 75.000, berarti kita membuang uang receh (cepek, gopek, seceng) sebesar 1.500.000.000 alias 1,5 milyar perhari!

Kita membuat mereka betah di jalan!
Perhitungan matematis di atas menimbulkan pertanyaan ironik yang besar. Bisa jadi kitalah yang membuat anak-anak itu betah di jalan. Dengan mengamen, mengemis, atau menyodorkan amplop - satu anak jalanan usia SD bisa memiliki penghasilan beda tipis dengan lulusan diploma. Begitu mudah! Tanpa perlu capek-capek sekolah, susah-susah melamar kerja, toh hasilnya sama. Sungguh tidak fair buat mereka yang sudah berusaha lebih besar dan lebih banyak.

Jajan, main PS dan setoran
Mari dukung dan sepakat dengan himbauan Pemda DKI Jakarta, MUI dan salah satu program UNICEF, yakni berhenti memberi uang kepada anak-anak jalanan. Uang yang diperoleh anak-anak marjinal ini tidak mendukung peningkatan kesejahteraan mereka. Jajan, ada di peringkat pertama; main PS atau gim lainnya, menjadi pilihan kedua; terakhir, Setoran ke orang tua atau inang sebagai pelindung mereka di jalanan. Jadi, bocah-bocah ini pun tetap miskin, tetap terancam putus sekolah dan tetap berkeliaran di jalan.

Siapkan biskuit, permen, susu
Setelah memahami penjelasan di atas, keputusan kembali kepada kita semua. Mari, menjadi sahabat anak yang tidak memanjakan tapi melakukan tindakan serta bantuan yang langsung bisa mereka nikmati. Sebagai pengganti uang receh, berikan mereka nutrisi bergizi atau barang layak pakai. Mulai sekarang, sediakan dalam tas atau mobil Anda: biskuit, permen, buah, susu kotak/ botol, atau barang-barang bermanfaat lainnya - yang langsung bisa diberikan saat tangan-tangan kecil itu menengadah di dekat kita.

Sabtu Sial Si Mamet...

Nggak pernah ada yang menduga kalau ternyata, yang namanya SIAL itu ada, NYATA! Ini dialami Si Mamet yang kebetulan sedang pulang bareng dengan penulis dari acara syukuran basecamp JPPM - Jaringan Pemuda Pemberdayaan Masyarakat. Kita berdua menunggang Si Oranye - motor wasiat Si Mamet. Karena penulis minta diantar ke Artha Gading, maka jalurnya harus berputar dulu dari Pasar Pramuka - Salemba - Atrium.

Setelah lewat atrium, kami ambil jalur underpass. Tiba-tiba motor yang kami naiki nggak stabil. Memang sih, Si Oranye yang ramping mudah oleng dan terbiasa goyang. Tapi ini beda! Dan benar saja, ban belakang kempes... Hiks. Motor tetap dipaksakan keluar underpass dan 'diluar dugaan' tepat di sebelah kiri ada TAMBAL BAN.

Awalnya kami berpikir "alhamdulillah, Tuhan masih peduli pada kita". Tapi kami langsung teringat pada pemberitaan media massa beberapa waktu lalu tentang mafia TAMBAL BAN. Duh... benar saja! Korbannya bukan cuma kami, berikutnya di belakang kami ada sekitar 8 motor. Dan, di depan kami ada 4 motor. Total 13 motor, sebuah antrian yang cukup panjang untuk usaha TAMBAL BAN khan?

Harganya pun lumayan mahal! Dari tambal ban normal Rp. 6.000,- ditembak Rp. 10.000,- dan untuk ganti ban dalam dari biasanya Rp. 18.000,- dicharge Rp. 25.000,-. Bayangkan pendapatannya dalam semalam? Pffuih... Karena cukup parah, kami terpaksa mengganti ban dalam. Setelah selesai kami kembali menyusuri jalan menuju Cempaka Putih.

Hiks. Tahu kenapa? Tepat didepan Pom Bensin SHELL, motor kami oleng lagi dan ternyata... kempes lagi dengan keadaan serupa! Ban dalam terkoyak karena terlepas dari pentilnya dan akhirnya - lagi-lagi, harus diganti! "Bang, Kata Bapak Gue Sabtu Memang Hari Sial Gue!" Kata Si Mamet. Sial memang sial, tapi apa yang dilakukan para pengusaha TAMBAL BAN dengan menyebarkan paku di sepanjang Cempaka Putih sangat menyebalkan.

Keluar uang Rp. 50.000,- untuk dua kali ganti ban dalam bukan masalah utamanya. Tapi, perjalanan menjadi terhambat sekitar 30 menit. Buat sobat-sobat ANNAMAniac semua, berhati-hati kalau lewat Cempaka Putih menuju Pulo Gadung, terutama mulai keluar underpass Galur sampai ITC Cempaka Mas. Waspadalah, waspadalah!

Tangkal Patah Hati

Jangan biarkan sudut-sudut matamu berkeringat, apalagi air mata! Tarik nafas dalam-dalam. Tarik perlahan lewat hidung, tahan, hembuskan perlahan lewat mulut. Begitu terus, tarik, tahan, hembuskan! Tarik, tahan, hembuskan! Usahakan tersenyum, sehingga walau hati panas, kepala tetap dingin.

Sudah tenang? Sekarang, ada beberapa langkah yang harus kamu lakukan sebelum bisa merekatkan keping-keping hati yang sedikit berserakan – bukan hancur lebur atau bahkan porak poranda loh! Toh, dunia belum akan kiamat koq! Berikut beberapa tips penting yang harus kamu baca, perhatikan dan renungi untuk kemudian dilakukan, supaya kamu nggak perlu lama-lama mellow dan akhirnya demen dengerin lagu-lagunya Kangen Band. Sekarang kau pilih, diriku atau dirinya ... Hiks.

Hapus Kesedihan!
Sebenarnya seh, kamu nggak perlu buru-buru melupakan semua yang terjadi. Sedih ya sedih! Berikan waktu satu dua hari untuk merenung. Bahasa kerennya kontemplasi. Merenungi semua yang terjadi, mengevaluasi apa-apa yang telah dilewati, jujur pada hati nurani. Tapi jangan kayak Wiro Sableng ya, terus kamu bersemedi, bertapa dan nyari wangsit di Gunung Gede!

Teriak sepuas-puasnya juga bisa jadi pelampiasan koq. Tapi harus pada tempat dan waktu yang sesuai loh! Nggak sembarangan. Lihat orang mirip doi, teriak. Dengar lagu kenangan, teriak. Atau kalau nonton sinetron yang kisahnya rada-rada mellow, teriak! Makan pempek sambil digendong, Capek dong...

Saat nonton konser band yang paling anyar, kamu bisa teriak sepuasnya. Pergi ke Dufan atau taman bermain dan naik wahana-wahana yang menegangkan, kamu juga bisa teriak kenceng-kenceng! Karena dengan teriak, sebagian beban dan rasa sedih kamu bisa berkurang loh. Hilang, terbang, bersamaan dengan hilangnya teriakan yang dibawa angin. Coba deh!

Lupakan Masalah!
Jangan didramatisir! Jangan pernah merasa kamu makhluk paling merana di Indonesia, di Asia atau bahkan didunia! Nggak perlu terus menerus menganggap hanya masalahmu yang paling gede. Ini akan bikin kamu makin terpuruk. Buka hati, buka pikiran dan coba untuk lebih santai. Enjoy aja! Masalah besar harus dianggap kecil dan masalah kecil harus dianggap bukan apa-apa. Nah, urusan patah hati itu masuk kategori masalah kecil, seperti kutu di badan gajah.

Apalagi kalau kamu harus mengurung diri, ngelamun, serasa hidup sendiri. Dipanggil nggak nengok, disapa nggak jawab, dicubit nggak terasa. Bengong aja! Hati-hati, bisa kesambet loh! Hehe4x... Percuma mengingat-ingat masa lalu yang pahit, getir, menyakitkan. Kalau kata TOFU, lupakan saja semua rasa cinta yang ada! Anggap tak pernah ada sesuatu antara kalian berdua. Cukup jadikan semua yang telah terjadi sebagai pengalaman, guru yang terbaik. Flashback hanya akan bikin pikiran semakin mumet dan sakit hati.

Senyum, Tertawa, Ngakak
3 Hal diatas akan merubah muka kamu yang sebelumnya ditekuk, masam dan bermuran durja menjadi sedikit bersemu, lebih ceria dan terlihat bergairah. Nggak percaya? 3 hal diatas akan membuat otot-otot mukamu relaks dan mengurangi ketegangan syaraf disana-sini. Coba deh! Kamu bisa baca komik atau buku humor, nonton film kartun atau komedi dan bercanda dengan orang-orang terdekat kamu...

Masih kurang? Bikin sensasi, buat hidup kamu lebih berwarna! Buat sesuatu yang agak-agak abnormal dan sedikit konyol. Syaratnya, harus sesuatu yang berguna loh! Kamu bisa bantu pemda melakukan fogging seorang diri di kelurahanmu. Lumayan loh, selain untuk memperbesar otot, demam berdarah dengue (DBD) di lingkunganmu juga bisa berkurang.

Bisa juga kamu memborong pakaian dan buku saat diskon besar lalu dibagi-bagikan ke rumah singgah, panti asuhan atau yayasan yatim piatu. Hobi tersalur, bibir tersenyum dan hatimu pun bangga telah membuat sensasi yang berguna. Dan yang paling hebat, kamu bisa baca situs Museum Rekor Indonesia (MURI) dan pilih rekor mana yang bisa kamu pecahkan. Terus, lakukan! Dijamin semua orang terdekat dan keluargamu akan bangga!

HAVING FUN
Ini dia cara terakhir dan jurus pamungkas setelah semua tips tadi kamu lewati! Tanamkan niat untuk membahagiakan diri sendiri. Lupakan sejenak orang lain. Setelah niat, baru buat rencana dengan matang dan harus direalisasikan!

Gimana kalau KABAR – karaoke bareng? Seru tuh! Kamu bisa bernyanyi bersama teman-teman atau keluarga. Nggak peduli suara mau semerdu para peserta Idols dan KDI, atau mungkin juga separau burung gagak. Yang penting, ekspresikan diri! Nggak usah malu-malu. Anggap saja diri kamu Gita Goetawa atau Tompi. Waktunya pun bebas, karena hampir semua karaoke keluarga buka sampai tengah malam, jadi kamu bisa leluasa.

MIRC. Malam Ini si Romli Chatting lagee... Itu seh lagunya T-Five. Maksudnya, buka internet yuk! Sekedar kirim email, buka friendster atau chatting?!?! Ide bagus kan? Asal jangan buka situs yang neko-neko! Nanti bukannya otak jadi dingin justru makin panas. Hehe4x...

Busway Invation. Nggak usah dulu sering-sering naik mobil pribadi. Selain penghematan juga untuk cari suasana baru. Tapi juga nggak perlu naik kendaraan umum yang penumpangnya penuh sesak. Yang ada malah suntuk karena desak-desakan, atau dompet raib kecopetan. Hiks... Coba naik busway, jauh dekat cuma Rp. 3.500,-. Murah, meriah. Sekedar menyusuri beberapa koridornya sambil menikmati pemandangan yang dilewati. Atau turun di beberapa titik yang menarik untuk dikunjungi. Kamu bisa turun di Ancol dan menghabiskan waktu di pantai. Turun di Monas dan mengunjungi Museum Gajah. Berhenti di ITC Cempaka Mas dan belanja murah. Apapun, seharian bersama Transjakarta, bis kebanggaan ibukota. Hehe4x...

Ganti Hobi. Nggak perlu drastis cukup ganti suasananya saja. Kalau dulu lebih suka lagu pop, coba sejenak beralih ke dangdut. Kalau dulu sering banget nonton film di bioskop, coba sekali-sekali nonton pementasan teater di Taman Ismail Marzuki (TIM) atau Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Kalau dulunya sering dugem, coba perbanyak berdoa. Siapa tahu dengan segala hal yang berubah, bisa memberi aura dan inspirasi baru. Ya nggak?

TP alias Tebar Pesona. Apa kata dunia nanti? Loh... nggak masyaalah! Nggak ada salahnya khan sekali-sekali menampilkan pesona diri kamu di depan orang banyak? Biar semua orang tahu siapa diri kamu! Ciee... Bisa dengan ganti penampilan dan beredar di tempat-tempat gaul Menghidupkan lagi kemampuan meramal dan rada-rada gombalnya. Atau, bahkan menelpon temen curhat, gebetan sampai mantan kamu. Siapa tahu justru ada yang nyambung? Gutlak!

Selasa, Agustus 21, 2007

Sahabatku, Abangku; Kun...

Fayakhun Andriadi adalah anak keempat dari 5 bersaudara pasangan Ir. Haditirto Djoyodirdjo dan Etty Artiadi. Kun – panggilan akrabnya, berasal dari keluarga pekerja keras. Keinginannya menjadi pebisnis ulung sangat cepat terwujud. Dalam usia 19 tahun, ia sudah menjadi direktur utama Argata Raksa – konsultan sistem informasi yang menangani sistem PAD Dati I Irian Jaya, NTT dan Jawa Tengah. Di usia 23 tahun, ia mengabdikan diri sebagai dosen Elektro, Fakultas Teknik Universitas Semarang.

Di tahun 1998, ia memutuskan menikahi Erlina Kumala Esti – anak dari Prof. DR. Muladi yang biasa dipanggil Ike. Istrinya memberi 2 orang putri dan 1 orang putra. Diapun semakin akrab dengan sang mertua, Prof. DR. Muladi dan sering berdiskusi politik dengan intens. Dia pula yang mendorong mertuanya kembali aktif di kepengurusan DPP Partai GOLKAR.

Fayakhun punya hobi yang ia tekuni sejak kecil; Radio Control (RC). Ia tidak hanya menjadi penggemar, kolektor dan pengurus tapi juga pemilik toko dengan lisensi agen dan pemilik sirkuit RC di Senayan. Baru-baru ini ia baru saja menyelenggarakan balapan internasional di sirkuitnya. Prestasi terakhirnya menduduki peringkat 43 dunia dalam ajang dua tahunan RC World Championship yang lalu di Australia dan peringkat tiga nasional.

Lulusan Magister Ilmu Komputer UI yang fanatik dengan angka 2000 (Y2K) ini menjadi pengusaha property di bilangan Senayan dan perumahan di Jakarta Timur. Ia sekarang menjabat sebagai Sekretaris PP BIK Partai GOLKAR, Ketua DPP Ormas Relawan Bangsa, Ketua Umum Ormas Karya Bersatu (OKB) dan Wakil Sekjen DPP Ormas MKGR. Karena tinggal di Jakarta, alumni SMU Negeri 82 ini bertekad memajukan Jakarta. Maju Terus mas... Demi kejayaan bangsa dan negara...

Minggu, Agustus 19, 2007

Puzzle Cinta

Jika berurusan dengan makhluk bernama cinta, perilaku kita seringkali anomali. Entah cinta pada siapa, dengan apa, saat kapan dan dimana. Apalagi cinta yang masih tumbuh dan sedang hangat-hangatnya bersama pasangan yang benar-benar awam tentangnya; kita bisa menyebutnya kekasih, pacar, kesayangan, calon pasangan sehidup semati, istri atau suami masa depan.

Seorang yang egois dan narsis dapat mendadak rela menggadaikan harga dirinya untuk bersimpuh memuja-muja kekasih pujaannya, bahkan menangis meraung dan meronta jika tertimpa masalah pelik atau cintanya tertolak – bertepuk sebelah tangan. Atau seorang yang bijak dan pandai bisa tiba-tiba kehilangan akal sehat dengan meradang marah hingga bertingkah anarkis ketika cemburu atau bila dambaannya direbut pesaing abadi.

Ya... sebagai anugerah terindah dari Tuhan kepada semua makhluk tanpa pandang bulu, Cinta bisa menyatukan perbedaan; beda status, beda usia, beda gaya hidup, beda pemahaman. Tuhan pernah berfirman dalam Ar-Ruum ayat 21 “... dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih sayang...”. Ini yang lalu diimplementasikan menjadi empati, suka, cocok... kangen! Kita harus merawat rasa itu untuk tidak dominan di hati, pikiran dan tingkah laku.

Karena jika menguasai ketiganya, rasa itu akan mengalahkan Tuhan, menjauhkanNya dari pikiran dan mengusirnya dari hati. Jangan sampai cinta mengejawantah menjadi Tuhan, atau yang lebih parah apa dan siapa yang kita cintai mengkudeta posisi Tuhan. Apa namanya punya banyak Tuhan kalau bukan musyrik?

Hati kita adalah perahu yang ketika akan menuju tambatannya hanya punya dua pilihan; melubangi hingga karam seperti yang dilakukan Khaidir atau menjaga dari metafor ombak dan badai. Itu semua tergantung si empunya, karena sosok terkecil ini berpengaruh besar; jika baik, maka baiklah seluruh jasad dan jika buruk maka buruklah seluruh tubuh. Menjaga hati tidak semudah apa yang sering diumbar oleh kyai populer dari Bandung, apalagi harus menyatukan dua hati yang meskipun warna dan bentuknya sama tapi esensinya berbeda.

Karena hati adalah variabel riset yang paling otoriter dan tidak terkontrol sekaligus paling rapuh dan sensitif. Saat kita mencoba melakukan unifikasi, maka dimungkinkan terjadi gesekan, benturan, singgungan hingga memar, iritasi dan luka menganga. Tidak ada yang mulus...

Karena dua hati adalah dua kepingan yang seharusnya menyatu walau sudah lama terpisah. Jika bisa digenggam, tiap hati punya lekukan dan sudut yang berbeda. Belum lagi jika diukur, maka hati itu punya panjang, lebar dan radius yang beragam. Maka menjadi penting untuk mencari kepingan yang pas dan sesuai dengan keping milik kita. Repotnya, untuk hal yang satu ini kita tidak bisa terlalu sering bongkar pasang mencocokkan dengan semua keping yang tersedia.

Namun kita bisa belajar dari pengalaman. Bagaimana dua keping hati yang tidak terlalu cocok bisa coba disatukan, meski harus membuat salah satu atau keduanya lecet, goyah, retak bahkan hancur. Itu semua pengorbanan dan awal dari akhir – bukan akhir dari awal. Proses selanjutnya adalah dialektika – kerjasama dua arah, yaitu merekatkannya dengan erat. Bagaimana membuat adonan lem yang cocok dan memeliharanya tetap terpasang di tempat yang baik dan benar.

Pada akhirnya semoga Tuhan menanamkan cinta dalam hati kita, menyandingkan kita dengan hati yang mencintai Tuhan dan diberi petunjuk untuk melakukan segala hal menuju cintaNya. (Nidy & Zul; Buat Kalian berdua. Kini buat Kami)

Jumat, Agustus 17, 2007

Sebelum Kamu Mengeluh...

1. Hari ini, sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, Pikirkan tentang seseorang yang bisu dan tidak dapat berbicara sama sekali

2. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa makananmu, Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

3. Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa, Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan.

4. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.

5. Sebelum kamu mengeluh tentang pasangan kamu,Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.

6. Sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat dan belum berarti.

7. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

8. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di penjara.

9. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan

10. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

11. Sebelum kamu menunjuk jari dan menyalahkan orang lain, Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.

12. Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan, Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup! Life is a gift Live it... Enjoy it... Celebrate it... And fulfill it.

Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu. Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan Kamu tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan, Mereka cantik/ tampan karena kamu mencintainya.

It's true you don't know what you've got until it's gone, but it's also true You don't know what you've been missing until it arrives!!!

Mari Kita Mengukir Sejarah...

"The difference between a successful person and others is in a lack of will" ~ Vince Lombardi, 1913-1970, American Football - Coach

Kebanyakan manusia cukup puas hanya dengan lahir - hidup - lalu mati. Hingga akhirnya yang tertinggal hanya 3 baris di batu nisannya : Si Fulan, lahir tahun sekian, mati tahun sekian. Inginkah kita menjalani hidup apa adanya seperti ini? Seperti apa Kita mengukir sejarah? Ada 3 hal yang bisa membedakan Kita dengan kebanyakan orang dalam mengukir sejarah, yaitu... Keinginan, Keilmuan dan Kesempatan.

1. Keinginan
Keinginan menjadi kata kunci paling penting dalam menentukan sejarah hidup kita. Kita ingin menjadi apa? Seperti apa? Dimana? Tentunya hanya Kita yang paling mengetahuinya! Coba deh untuk mencatat semuanya. Baik itu melalui memori, diary atau melalui selembar kertas sekalipun!

Kita pasti punya keinginan! Jangan pernah katakan Kita nggak punya keinginan. Hidup itu terlalu pendek. Kalau kita sudah mati, kita tidak bisa punya kemauan kecuali ya jadi Zombie atawa Vampire! :))

2. Keilmuan
Percaya deh, segala sesuatu itu pasti ada ilmunya! Jika kita punya keinginan dan memiliki ilmunya, maka segala usaha akan tercapai dengan lebih baik. Itu sebabnya kita harus mau belajar, belajar dan belajar. Kita bisa belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Ingat, nggak pernah ada kata terlambat untuk belajar, memahami dan mengamalkan sesuatu hal yang bermanfaat bagi kehidupan Kita dan mungkin juga untuk orang lain.

Dan satu lagi.... 3. Kesempatan
Jika keinginan ada, keilmuan ada, maka tinggal kesempatanlah yang memutuskan apakah Kamu bisa mengukir sejarah dengan baik atau tidak. Kesempatan ini bisa datang dari mana saja, tergantung kecekatan kita dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada.

Kita tahu, seringkali kesempatan itu hadir, tapi kita tidak mampu memanfaatkannya dengan benar, karena keilmuannya kurang, meski keinginan kita itu sebenarnya sudah besar. Jika ini terjadi, nggak jarang orang menyesal dan kadang menjadi berfikir bahwa nasib selalu nggak berpihak padanya. Sebenarnya nggak demikian! Dia hanya tidak tahu bagaimana cara menyatukan 3K! Yaitu keinginan, keilmuan dan kesempatan!

Nah, sekarang Kamu tahu, apa yang harus dilakukan untuk bisa mengukir sejarah dengan baik dalam hidup! Padukan antara keinginan, keilmuan dan kesempatan. Jika kemauan sudah ada, keilmuan sudah ada, maka kesempatan itu sebenarnya bisa dicari dan diupayakan! Dan percaya... ketika ketiga unsur ini berpadu dalam diri Kamu, maka sejarah kebesaran dirimu telah dimulai... Deng deng deng!

Wortel, Telor dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kesulitan hidup yang dijalaninya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di kompor. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih, ia menaruh wortel di panci pertama, telor di panci kedua dan kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih sementara si anak bungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?"

"Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telor dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telor rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi 'kesulitan' yang sama, melalui perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

"Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telor atau kopi?" "Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu."

"Apakah kamu adalah telor, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi kamu menjadi keras dengan jiwa dan hati yang keras?."

"Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."

"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik." "Ada raksasa dalam tiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri".

Kamis, Agustus 16, 2007

Malam dengan 2 buah Bulan

Malam seribu Bulan; itu Malam Lailatul Qadr, ada tiap bulan Puasa. Setahun sekali! Tapi Malam dengan 2 buah bulan? Jangan sampai terlewatkan kesempatan langka yang hanya terjadi dalam 280 tahun sekali saja!!!

Seluruh dunia menantikan planet Bumi kita mempunyai 2 buah bulan pada hari Senin, 27 Agustus 2007 dinihari nanti. Planet Mars akan tampak sangat terang di langit mulai awal Agustus. Planet Mars akan terlihat sebesar bulan planet Bumi kita dengan mata telanjang saja.

Dan puncaknya akan terlihat seperti bulan purnama (full moon) pada Jam 00.30 malam dini hari, saat jarak Mars dengan Bumi hanya sekitar 34.65 mil. Jangan sampai terlewatkan untuk 'menatap' langit yang seakan-akan memiliki 2 buah bulan, karena jarak terdekat seperti itu hanya akan terjadi lagi di tahun 2287 yang akan datang.

Share this with your friends as NO ONE ALIVE TODAY will ever see it again

Mesin Pencari Kata

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails