Rabu, September 12, 2007

Kapan Datangnya Cinta?

Cinta merupakan fitrah isi hati. Maka perasaan cinta tumbuh bersamaan dengan berfungsinya hati sebagai instrumen psikologis. Ada orang yang cepat dewasa, kebanyakan normal, tetapi ada juga yang lambat. Dalam usia 8-10 tahun, samar-samar perasaan cinta kepada lawan jenis sudah muncul meski selalu dibantah.

Pada puber pertama, ( 15-17 tahun) perasaan cinta selalu muncul dan mencari-cari obyek. Anak usia puber yang belum menemukan lawan jenis sebagai obyek cintanya akan didera rasa gelisah terus menerus. Tetapi ketika menemukan obyek cintapun bukan berarti hatinya tenteram, karena cinta masa puber bagaikan api yang menyala atau ombak yang menggulung. Cinta puber sangat membara tetapi ia juga mudah putus dan berganti. Ia indah, menggoda, tetapi juga penuh gejolak. Jarang sekali cinta puber berakhir dengan pernikahan.

Pasca puber pertama, sekitar usia 21-25, cinta yang muncul sudah merupakan perasaan yang mapan. Ia muncul bisa oleh pandangan pertama, bisa juga karena pergaulan setiap hari.

Cinta Pandangan Pertama
Biasanya dipicu bertemunya unsur daya tarik dan selera tertentu. Daya tarik itu bisa oleh sosok utuh seseorang, lirikan maut, senyumannya yang menawan, suaranya yang sangat merdu atau perilaku khas yang sangat mengesankan, daya tarik khas mana kemudian bertemu dengan orang yang memiliki selera khas pula.

Cinta tidak bisa dianalisa secara ilmiah, karena cinta bukan bagian ilmu, tetapi bagian dari rasa. Sebagaimana sulit menerangkan rasa manis gula, demikian juga sulit menguraikan gemuruh cinta. Bagi orang yang sudah merasakan manisnya gula, meski ia tidak sanggup menguraikan secara ilmiah, tetapi manisnya gula sudah menjadi haqqul yaqin yang tidak tergoyahkan oleh argumen apapun yang mengatakan bahwa gula tidak manis. Demikian juga orang yang telah merasakan manisnya cinta, ia tak pernah mau mendengar penilaian orang lain yang berdasar analisa.

Cinta pandangan pertama biasanya tulus, murni dan tidak berkonotasi sex. Adapun daya tarik bibir merekah, kening licin, pinggul, belahan dada, betis dan sebagainya bukanlah daya tarik yang memanggil cinta pandangan pertama, tetapi lebih pada daya tarik seksual.

Cinta Karena Biasa
Perasaan cinta juga bisa tumbuh karena berlangsungnya komunikasi yang lama, misalnya cinta antara dua orang yang kuliah bersama, teman sekerja, teman sependeritaan atau bahkan antara anak majikan dengan pembantu rumah tangganya. Bisa juga terjadi dua orang yang tadinya saling membenci, setelah lama menjadi saling mencinta. Mengapa? pergaulan yang lama, terutama pergaulan senasib sependeritaan akan memunculkan karakter sesungguhnya dari seseorang. Apakah orang itu penuh pengertian, jujur, setia atau sebaliknya.

Pengenalan keseharian dalam waktu lama akan mengubah pengenalan kognitif menjadi pengenalan afektif sehingga jika seseorang sudah dikenali karakternya sebagai orang yang menawan hati maka kesejukan, keceriaan, ketenangan akan terasa dalam kebersamaan. Sebaliknya perasaan kehilangan dan kesepian akan muncul jika berpisah, dan jika masih harus menunggu, rasa rindu mendera hatinya. Proses psikologis itulah yang mengukir hati mereka berdua dalam keindahan perasaan, dan selanjutnya dalam diri masing-masing terbangun imajinasi masa depan yang penuh harapan.

Tumbuhnya cinta karena biasa juga bisa terjadi antar orang yang sering bersurat-suratan, sering telpon-telponan, sering chatting, meski antara keduanya belum pernah bertatap muka, karena suara maupun ungkapan kata-kata bisa menembus hati hingga tertanam cinta.

Ilham Cinta
Perasaan cinta juga bisa tumbuh melalui ilham. Yang dimaksud dengan ilham di sini adalah suatu gagasan yang tiba-tiba tertanam kuat di dalam hati. Ilham seperti ini bisa didahului oleh pertemuan, pengenalan ide melalui bacaan, bisa juga oleh mimpi. Seorang gadis tiba-tiba jatuh cinta kepada seorang pemimpin sesaat setelah ia melihat bagaimana pemimpin itu pidato dan sejak itu sang pemimpin tak pernah bisa hilang dari hatinya, mendominir seluruh cita rasanya, malam menjadi impian, siang menjadi kenangan.

Ada juga seorang pembaca buku atau novel, sesungguhnya ia telah lama membaca buku itu, menyukai dan mengagumi tulisannya hingga pada suatu ketika tiba-tiba perasaannya mengkristal menjadi cinta, cinta kepada penulisnya, meski ia belum pernah berjumpa dengannya. Ilham juga bisa datang dari mimpi.

Disarikan dari tulisan Agus Syafii di mubarok-institute.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mesin Pencari Kata

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails