Jumat, Mei 16, 2008

Jejak Langkah Kepemimpinan Annamaniac

Nelson Mandela pernah berujar, “Pemimpin itu seperti seorang gembala, ia berada dibelakang kawanan, membiarkan yang paling lincah bergerak di depan, diikuti domba-domba yang lain, yang tidak menyadari bahwa mereka dipandu dari belakang”.

Hal yang nyaris sama dituturkan Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional dengan semoboyannya yang sangat terkenal, “ing ngarso song tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”. Dalam konteks yang luas keduanya berbicara tentang kepemimpinan dan kekuasaan.


Dalam hal ini, terkait ingin maju dan berkembangnya seorang Annamaniac menjadi anggota legislative maka perlu sahabat, senior dan fatsun dalam berpolitik. Beberapa tahun yang lalu, adonan Annamaniac sebagai seorang politisi mulai diolah oleh K.H. Mohammad Ichwan dari Batang. Beliau adalah seorang mantan Sekjen NU dari Batang.


Lalu, masuklah Annamaniac ke sebuah parpol besar dan bertemu banyak orang. Diantaranya adalah seorang pengusaha muda yang jujur dan lugu, yang kini menjadi sahabat terbaiknya, Fayakhun Andriadi. Kun, panggilan akrabnya banyak memberikan ketenangan, kesabaran dan jiwa ksatria kepada anak muda yang biasa dipanggil Anam ini.


Setelah mendapat kesempatan luas beraktualisasi diri, Anam juga ingin menjadi seorang pemimpin layaknya 2 orang seniornya itu. Maka mulailah ia melakukan kaderisasi dan mempercayakan banyak tugas kepada tim besarnya… Kawan-kawan, terima kasih telah mau mendukung eksistensi saya sebagai gembala, sebagai pemimpin. Semoga kawan-kawan juga mampu mengikuti jejak kedua senior kita itu dan juga jejak langkah mungil saya… amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mesin Pencari Kata

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails